khutbah jum'at



DAMPAK KITA MENJALANKAN IBADAH PUASA
M. JAZRI, MINGGU, 25 JUNI 2017

الله أكبر x  ٩ الله أكبر ولله الْحَمْد
الْحَمْدَ لِلَّهِ الذي انعم علينا وهدى ناعلي الدين الاسلام َ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وحده لا شريك له   وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ  . اللهم صل وَسَلَّمَ وبارك عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِه  وَمَنْ تبعهم باحسان إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.  رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ.
اما بعد  .فيا ايها الحاضرون اوصيكم ونفسي بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
الله اكبر - الله اكبر- الله اكبر ولله الحمد                                       
Jamaah  iedul fitri  yang dirahmati Allah,
Gema kalimat takbir dan tahmid membahana ditengah-tengah masyarakat muslim, semenjak maghrib tadi malam, Kalimat takbir dan tahmid ini menimbulkan getaran jiwa, yang diliputi rasa bahagia dan syukur, yakni rasa bahagia yang kita nikmati setelah selesai menunaikan ibadah puasa, sebagai jawaban atas seruan Ilahi:

$ygƒr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä |=ÏGä. ãNà6øn=tæ ãP$uÅ_Á9$# $yJx. |=ÏGä. n?tã šúïÏ%©!$# `ÏB öNà6Î=ö7s% öNä3ª=yès9 tbqà)­Gs?
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

Memang saudara-saudara sekalian, selesainya suatu palaksanaan kewajiban yang cukup berat, yang menghendaki ketekunan dan ketabahan hati, adalah salah satu sumber rasa bahagia yang hanya dapat dinikmati oleh mereka yang melaksanakan itu sendiri.
Maka ibadah puasa selama sebulan penuh, yang sarat dengan latihan ruhani dan jasmani itu, antara lain melatih kita untuk mencari rasa bahagia dalam penyelesaian suatu tugas-tugas yang berat.
Mudah-mudahan saja amal ibadah kita diterima oleh Allah swt. Amin ya robbal alamin…..
kita pun berharap semoga ibadah kita itu memberi bekas, memberi dorongan bagi perkembangan jiwa dan pribadi kita masing-masing. Dan semoga kita tidak termasuk golongan orang-orang yang disabdakan oleh Rasululloh saw:
كم من صائم ليس له من صيامه الا الجوع والعطش

“Beberapa banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak memperoleh suatu apapun dari puasa mereka, selain dari lapar dan haus. نعوذ بالله من ذلك, kita berlindung kepada Allah dari hal tersebut.
Kaum muslimin dan muslimat yang di rahmati Allah !
Ibadah puasa sebulan, menahan diri dari makan dan minum pada waktu-waktu yang biasanya kita makan dan minum, menahan diri beberapa kesenangan yang biasanya halal dan diizinkan. Dan disamping itu, kita lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan melebihkan beribadah dari yang biasa kita lakukan, disusul lagi dengan pembayaran zakat fitrah bagi golongan yang berhak menerimanya, mencari rasa bahagia dalam memberi, dan menggembirakan sesama manusia. Semua itu, bila dilakukan dengan sadar dan ikhlas, semua hanya mengharap keridloan Allah, tidak dapat tidak, meninggalkan bekas pada jiwa kita masing-masing yang melakukan ibadah itu.
Pertama: Bekas berupa ketenangan jiwa, yang senantiasa dapat dini’mati oleh tiap-tiap orang yang menjalankan ibadahnya dengan ikhlas dan khusyu’ sebagai hasil dari rasa kedekatannya kepada Allah swt.
Kedua: Bekas berupa pembaharuan kesadaran kepada kewajiban yang harus dipenuhi terhadap sesama manusia, para anggota masyarakat yang lemah.
Ketiga: Bekas berupa tambahan kekuatan untuk memberantas sifat rakus alias tamak bin dobal terhadap dunia, sebab dunia itu ubahnya bagaikan air laut, semakin diminum, semakin menambah rasa haus.
Keempat: Bekas berupa tambahan kekuatan baru untuk mengendalikan hawa nafsu, agar jangan sampai hawa nafsu itulah yang mengendalikan tingkah laku kita. Sebab kalau tingkah laku kita dikendalikan oleh hawa nafsu, berarti kita menjadi budaknya hawa nafsu. Apa yang diperintahkan hawa nafsu akan disambut dengan sami’na watho’na nuwun inggih sandiko, abdi ngestoake pangendiko tuan nafsu. Suruh nyolang-nyolong, suruh sombang-sombong, suruh nipa-nipu, suruh rakus-rakus, dan begitu seterusnya.

الله اكبر - الله اكبر- الله اكبر ولله الحمد
Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah.
Dengan pembekasan-pembekasan jiwa itulah kita songsong Idul Fitri. Dengan demikian, maka Idul Fitri adalah hari raya pembinaan pribadi, yakni kembalinya kita dari perjalanan ruhaniyah, dimana kita dapat menumbuhkan sifat-sifat dan budi pekerti mulia sebagai dasar hidup orang bertaqwa, dan menumbuhkan kekuatan batin yang akan memelihara kita dari kemungkinan meluncur dari derajat yang tinggi kederajat yang lebih rendah, apabila kita kurang waspada.
Dengan satu lukisan yang terang, Al-qur’an menggambarkan bagaimana tingkah laku seseorang yang meluncur itu, lukisan yang dimaksud terdapat didalam surat Yunus ayat 12 yang berbunyi sebagai berikut:
#sŒÎ)ur ¡§tB z`»|¡RM}$# ŽØ9$# $tR%tæyŠ ÿ¾ÏmÎ7/YyfÏ9 ÷rr& #´Ïã$s% ÷rr& $VJͬ!$s% $£Jn=sù $uZøÿt±x. çm÷Ztã ¼çn§ŽàÑ §tB br(Ÿ2 óO©9 !$oYããôtƒ 4n<Î) 9hŽàÑ ¼çm¡¡¨B (يونوس: 12)
Artunya: “Dan apabila kesusahan menimpa menusia, ia berdo’a memanggil kami, sambil berbaring, atau duduk atau berdiri. Maka tatkala kami hilangkan kesusahannya, ia berjalan (melenggak lenggok) seolah-olah ia tak pernah berdo’a kepada kami untuk menghilangkan kesusahan yang pernah menimpanya.”(Yunus: 12)
Yakni bila ditimpa kesulitan mereka ingat kepada Allah yang maha kuasa. Mereka berdo’a memanggil tuhan, mereka berjanji akan menjadi manusia yang baik dan ikhlas, asal mereka terlepas dari kesulitan. Orang lainpun diminta bantuannya dengan merengek-rengek, merayu-rayu dan mengobral janji.
Namun manakala do’anya telah dikabulkan Allah, mereka terlepas dari kesulitan, setelah mereka sampai ketempat yang aman, setalah merasa sudah bisa jalan sendiri, tanpa pertolongan dari siapapun, mereka lalu meluncur, manjadi orang-orang yang melupakan dan melanggar aturan hidup yang diridhoi Allah. Meluncur menjadi orang yang sombong, pandai menepuk dada, dan membanggakan jasa lalu berbuat semau gue.
Ÿwur (#qçRqä3s? tûïÏ%©!$%x. (#qÝ¡nS ©!$# öNßg9|¡Sr'sù öNåk|¦àÿRr& (الحشر: 19)
Seperti orang-orang yang melupakan Allah, maka Allah menjadikan mereka orang-orang yang lupa diri, (lupa daratan)
Orang yang tadinya rela mengorbankan kepentingan untuk kepentingan masyarakat , ditengah jalan bisa meluncur, menjadi orang-orang yang tak segan-segan mengorbankan kepentingan masyarakat untuk kepentingan diri dan keluarga.
Orang yang tadinya benar dan mau menegakan kebenaran, ditengah jalan bisa meluncur menjadi orang mau benar sendiri walaupun tidak benar menurut ukuran orang banyak.
Orang yang tadinya mau menegakan keadilan, ditengah jalan bisa meluncur menjadi orang yang menebarkan kedzoliman, yang maunya menang sendiri walaupun dengan cara sewenang-wenang.
Orang yang mula-mula mau berjuang untuk kepentingan agama, bisa saja meluncur dengan menjadikan agama sebagai topeng untuk perjuangan keluarga, kaikhlasan dipidatokan, jasa ditonjol-tonjolkan, pertolongan Allah tak pernah diingatnya, dan jasa orang lain disembunyikan.
الله اكبر - الله اكبر- الله اكبر ولله الحمد
Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah.
Proses peluncuran semacam  itu di dalam Al-qur’an disebut dengan istilah Istidroj. Bahasa istidroj itu diperingatkan dengan firmannya:
tûïÏ%©!$#ur (#qç/¤x. $uZÏG»tƒ$t«Î/ Nßgã_ÍôtGó¡t^y ô`ÏiB ß]øym Ÿw tbqßJn=ôètƒ (الأعراف: 182)
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami, akan kami lalaikan mereka dengan kesenangan-kesenangan dari jurusan yang mereka tidak ketahui.

الله اكبر - الله اكبر- الله اكبر ولله الحمد                                 
Jamaah Idul Fitri yang dirahmati Allah.
Proses peluncuran itu terjadi, oleh karena yang bersangkutan terbawa hanyut oleh berbagai macam kesenangan, tertipu oleh perasaan seolah-olah “Situasi & Kondisi” sudah serba menguntungkan, terbawa hanyut oleh arus hawa nafsunya sendiri dan hawa nafsu orang-orang disekelilingnya, sedang ia tidak memiliki satu kekuatan batin, untuk menjadi jangkarnya yang bisa menahan dirinya dari kehanyutan, suara hati nuraninya sudah membisa, tidak cukup lagi untuk selalu memperingatkannya, setiap kali ia sampai ke pinggir batas antara yang pantas dan yang tidak pantas, antara yang hak dan yang batil, baginya, garis batas antara baik dan buruk, antara halal dan haram sudah samar karena tertutup oleh kabut keserakahan. Dan dari waktu ke waktu ia terus melakukan pelanggaran aturan Tuhan, sehingga proses peluncuran berlangsung sejengkal demi sejengkal, selangkah demi selangkah.
Cita-citanya, yang sungguh menyala berkobar-kobar, dari hari ke hari menjadi redup, lambat laun menjadi padam sama sekali. Semangat juangnya telah berubah menjadi kultus/pemujaan terhadap dirinya sendiri.
الله اكبر - الله اكبر- الله اكبر ولله الحمد
Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah.
Mari kita simak gambaran yang diungkap oleh Rasulullah Saw., yang melukiskan bagaimana berlangsungnya proses peluncuran dalam kehidupan bermasyarakat. Gambaran itu terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama adalah sebagai berikut:
الدنيا بستان تزينت بخمسة أشياء: علم العلماء وعدل الأمراء وعبادة العبد وأمانة التجار ونصيحة المحترفين.
Artinya: Dunia ini ibarat satu kebun yang dihiasi dengan 5 macam perhiasan:
1.      Ilmunya orang yang cerdik pandai.
2.      Keadilan orang yang memegang kekuasaan.
3.      Ketertiban ibadah para hamba Allah yang beribadah.
4.      Kejujuran para pedagang.
5.      Kedisiplinan para karyawan.
Dengan mengumpamakan masyarakat dunia ini sebagai kebun, maka kelima golongan ini: ulama (para cerdik pandai), penguasa, hamba-hamba Allah yang beribadah, pedagang, para karyawan, ibarat bunga yang memberi sumbangan bagi pembianaan masyarakat yang indah. Masing-masing menjadi penghias dengan corak sesuai dengan pembawanya sendiri-sendiri.
Adapun bagian kedua dari gambaran tersebut berbunyi sebagai berikut:
فجاء إبليس بخمسة أعلام فاقامها بجنب هذه الخمسة
Maka datang iblis dengan membawa 5 bendera, lalu ditegakkannya bendera-bendera tersebut di samping hal-hal yang 5 macam tadi.
فجاء بالحسد فركزه بجنب العلم – وجاء بالجور فركزه بجنب العدل وجاء بالرياء فركزه بجنب العبادة وجاء بالحيانة فركزه بجنب الأمانة وجاء باغش فركزه بجنب النصيحة.
Artinya:
·         Maka datanglah iblis membawa bendera hasad ditanamkannya di samping ilmu para cerdik pandai.
·         Datanglah ia membawa bendera kezhaliman dipancangkan di samping keadilan para penguasa.
·         Datanglah ia dengan bendera ria dikibarkannya di samping ibadah orang yang beribadah.
·         Datanglah ia dengan bendera khianat disisipkannya di sebelah kejujuran para pedagang.
·         Datanglah ia dengan bendera ingkar, ditancapkannya di sisi kedisiplinan para karyawan.
Hadirin-hadirat yang berbahagia!
Akan bagaimanakah nasib suatu masyarakat, bila kaum cerdik pandainya bersifat hasad, kepandaiannya dimanfaatkan untuk menipu orang-orang awam yang bodoh, akalnya dipakai untuk akal-akalan yang penting mendatangkan keuntungan, entah halal entah haram.
Bagaimana pula nasib suatu kaum apabila orang yang memegang kendali kekuasaan, memandang jabatan sebagai kekuasaan untuk membenarkan tindakannya yang sewenang-wenang tak mau dikontrol oleh siapapun, musyawarah diabaikan, orang selingkuh dibiarkan keselingkuhannya, untuk bersama-sama bermain selingkuh.
Bagaimana nasib suatu umat, apabila anggota-anggotanya terdiri dari orang-orang yang lalai beribadah, atau hanya beribadah kalau ada hajat pribadi, hanya berteriak memanggil Allah bila menghadapi kesulitan, namun setelah terlepas dari kesulitan, Allah dilupakan dan hawa nafsu dituhankan.
Akan bagaimana keadaan masyarakat apabila para pedagang hilang kejujurannya timbangannya sudah menipu, meterannya sudah mencuri, kwitansinya sudah dipalsukan. Harta kekayaannya digunakan untuk kesenangan sendiri dengan semboyan: Siapa kuat siapa jaya, siapa lemah menjadi mangsa.
Akan bagaimanakah keadaan suatu umat, bila bendera para pekerjanya adalah bendera masa bodoh, yang penting tanda tangan untuk memperoleh segepok uang, masing-masing bertindak menurut hukum sendiri-sendiri, tanpa peduli tata tertib yang harus berlaku, tak pernah berfikir bagaimana menghasilkan karya yang bermutu.
Saudara-saudara yang berbahagia!
Apabila dalam suatu masyarakat telah terjadi proses peluncuran yang demikian, maka masyarakat yang tadinya indah bagaikan taman bunga yang berhiaskan berbagai corak dan warna yang menarik, dengan keharuman yang semerbak, akan berubah menjadi hutan belukar, yang ditumbuhi alang-alang panjang, tempat bersarangnya binatang-binatang buas dan ular berbisa.
Akan begitulah jadinya bila masing-masing golongan dalam masyarakat sudah kosong dari kesadaran, bahwa kedudukan apapun yang ditempati masing-masing itu merupakan amanah, amanah Ilahi, amanah dari sesama anggota masyarakat, yang harus dipenuhi masing-masing demi kesejahteraan bersama, bukan hanya kesejahteraan keluarganya saja.
Dan kalau kita benar-benar hendak menegakkan masyarakat makmur yang diliputi keridhaan Ilahi, maka haruslah kita menyadari benar-benar bahwa tiap-tiap kelebihan baik berupa ilmu, kepandaian, kedudukan, harta kekayaan, itu semua adalah amanat dari Allah SWT yang wajib kita gunakan sesuai dengan aturan Allah yang memberi amanat, demi untuk kemaslahatan sesama manusia.
وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ
                                                                                                                                                      



Khutbah Kedua
الله أكبر  x  ٧  الله أكبر ولله الْحَمْد
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ  سيدنا  وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ سيدنا عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ سيدنا عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدعَوات.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَانًا صَادِقًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا خَاشِعًا مُنِيْبًا، وَعَمَلاً صَالِحًا زَاكِيًا، وَعِلْمًا نَافِعًا رَافِعًا، وَإِيْمَانًا رَاسِخًا ثَابِتًا، وَيَقِيْنًا صَادِقًا خَالِصًا، وَرِزْقًا حَلاَلاً طَيِّبًا وَاسِعًا، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَنَا وَقِيَمَنَا وَرُكُوْعَنَا وَسُجُوْدَنَا وَتِلَا وَتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ. رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.








  




    

Komentar

  1. The Best 888casino Slots | Mississippi | JT Hub
    JTG's Top 888 안동 출장마사지 Casino Slots · The Best 오산 출장마사지 888casino Slots · The best 인천광역 출장샵 888casino Slots Online · 삼척 출장마사지 Play'n GO Slots 원주 출장마사지 · New Player Rewards · Promo Codes.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

RPP Ke Nu an Kelas 8

RPP ke Nu an kelas VII

Prota Ke Nu an