Saat Ketenaran Duniawi Menjadi Tujuan



Saat Ketenaran Duniawi Menjadi Tujuan
Oleh : M. JAZRI S.Pd.I
Jum’at, 2 Juni 2017
 الْحَمْدَ لِلَّهِ الذي انعم علينا وهدى ناعلي الدين الاسلام َ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وحده لا شريك له     وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ  . اللهم صل وَسَلَّمَ وبارك عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِه  وَمَنْ تبعهم باحسان إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.  رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ.
اما بعد  .فيا ايها الحاضرون اوصيكم ونفسي بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْن
Hadirin Jama’ah Jumat rakhimakumullah
Sebelum khatib menyampaikan khutbahnya, sudah barang tentu menjadi kewajiban seorang khatib untuk menyampaikan wasiat taqwa khususnya untuk  diri khotib pribadi, dan umumnya untuk  para jama’ah. Marilah senantiasa kita tingkatkan mutu kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah SWT, karena Iman dan Taqwa itulah satu-satunya bekal bagi kita untuk menuju kehidupan yang kekal dan abadi yakni kehidupan akhirat.
وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُوْلِي الأَلْبَاب

"Berbekallah, dan Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal". (QS. Al-Baqoroh: 197)
Hadirin jama’ah jumat rakhimakumullah
Khotib pada kesempatan kali ini akan menyampaikan  khutbahnya dengan judul…
Saat Ketenaran Duniawi Menjadi Tujuan
Jama’ah shalat jum’ah yang dirahmati Allah SWT
Hari ini kita dihadapkan pada suatu masa, ketika harta, kedudukan, serta pujian manusia menjadi ukuran kemuliaan dan ketinggian seseorang di hadapan yang lain. Mereka mengatakan bahwa                                Orang Hebat adalah yang terkenal dan namanya sering disebut di mana-mana,                                           Orang Sukses adalah orang yang punya kedudukan serta jabatan tinggi.                                                             Orang Besar adalah mereka yang selalu bekecukupan harta dan hidup tanpa kesusahan,                           dan masih banyak istilah2 lain yang dimunculkan untuk merusak pemahaman manusia tentang makna kesuksesan dan kemuliaan. Supaya manusia tertipu dan lupa pada hakikat ketinggian dan kemuliaan yang sebenarnya, yakni ketaqwaan dan ketaatan kepada Allah.firman Alloh:






13.  Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
Akibat daridoktrin-doktrin seperti diatas, banyak orang yang akhirnya beramal hanya demi mencari ridho dan kerelaan manusia, tanpa peduli lagi pada pahala dan balasan dari Allah. Asal pekerjaan itu disenangi dan dikagumi serta mulia di mata manusia, syariat Allah rela dijadikan tumbal. Akhirnya, muncullah golongan manusia yang beramal supaya dilihat dan dipuji oleh orang lain, atau beramal karena riya’. Mereka berebut agar bisa menjadi objek pujian dan perhatian manusia dalam setiap amal yang mereka kerjakan. Karena mereka menganggapnya sebagai upaya ‘mengejar kesuksesan’.
Tanpa disadari, sebenarnya mereka sedang mengejar kesia-siaan. Mereka lupa, bahwa hidup bukan hanya sekedar untuk mencari pujian dan kebanggaan palsu. Dan lupa, bahwa esensi dari penciptaan mereka di dunia ini adalah untuk beribadah ikhlas hanya kepada-Nya. Semua perbuatan kita, baik atau buruk, besar atau kecil pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal. Bagi mereka yang beramal karena Allah, Allah sendirilah yang telah menjamin pahala dan balasannya. Lalu, bagaimana mereka yang beramal dengan tujuan mencari pujian manusia?
Yang menyedihkan, penyakit haus pujian atau riya’ ini ternyata tidak hanya menyerang kalangan awam saja. Bahkan banyak justru dari orang-orang yang faham akan bahaya riya’ itu sendiri. Mereka yang ahli ibadah, Para da’I, Mubaligh, Pendidik, Muallim, Muttallim, serta para Penghafal Al-Qur’an justru lebih berpotensi besar terjangkiti virus ini. Kuantitas amal shalih yang mereka kerjakan, ternyata membuat setan tergiur untuk mengggelincirkan kelompok ini, agar keikhlasan mereka pudar, dan ganti beramal untuk manusia, pujian, serta kedudukan. Seorang da’I, muballigh, para pendidik akan di hasut setan agar berbuat riya’ memperbagus dakwahnya demi popularitas dan supaya dikatakan sebagai ‘Orang Alim yang Ahli ilmu. Para penghafal Al-Qur’an akan diarahkan supaya beramal demi dianggap sebagai ‘orang yang dekat dengan Kitabullah’. Sedangkan setan akan menghasut para alim ulama agar mereka beramal supaya dielukan sebagai orang yang ‘fakih dan faham dalam masalah dien’. Wal ‘iyadzu  billah.
Hadirin Jama’ah Jumat Rakhimakumullah
Jauh-jauh hari Rasulullah sudah memperingatkan kita tentang betapa bahayanya “riya (syirik kecil)” Beliau bersabda,
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ قَالُوا وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الرِّيَاءُ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا جُزِيَ النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمْ اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِي الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً
Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kalian adalah syirik kecil.” Mereka bertanya: Apa itu syirik kecil wahai Rasulullah? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Riya’, Allah ‘azza wajalla berfirman kepada mereka pada hari kiamat saat semua manusia diberi balasan atas amal-amal mereka: Temuilah orang-orang yang dulu kau perlihatkan amalmu kepada mereka di dunia, lalu lihatlah apakah kalian menemukan balasan disisi mereka?” (HR Ahmad)
Bagaimana cara kita menjauhi virus yang satu ini? Solusinya adalah dengan berusaha untuk ikhlas di setiap amal yang kita kerjakan, dan selalu berupaya protektif menjaganya. Karena setan tak akan pernah menyerah untuk memberikan bisikan-bisikannya demi menggoyahkan dan merusak keikhlasan seseorang. Agar manusia menjadi budak sesamanya, beramal untuk kepuasan semu, serta mencampuradukkan tujuan hakiki amal shalih dengan tujuan bathil.
Hadirin Jama’ah Jumat Rakhimakumullah
Semoga Allah senantiasa menjaga keikhlasan hati kita dan menjauhkan kita dari beramal karena pujian dan penglihatan manusia. karena sesungguhnya Allah Maha Mengetahui semua yang kita sembunyikan dalam hati. Dan Allah hanya akan menerima amalan yang ditujukan untuk mencari ridha-Nya semata.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RPP Ke Nu an Kelas 8

RPP ke Nu an kelas VII

UNBK